LA MODUL 2 ELEKTRONIKA



1. Jurnal [Kembali]

1.    Fixed Bias

Tabel 4.1 Percobaan fixed bias

Parameter

Nilai Pengukuran

Vrb

 11,45 v

Vrc

 11,34v

Vb

 0,8v

Vc

1.91v 

Vbe

 0.706v

Vce

1.8v 

Ib

 0,36mA

Ic

 0,88mA

 

Gelombang Input

Gelombang Output


 



2.    Emitter Stabillized Bias

Tabel 4.2 Percobaan emitter stabillized bias

Parameter

Nilai Pengukuran

Vrb

 10V

Vrc

 10.7V

Vre

 1.6V

Vb

 2.235V

Vc

 12.4v

Ve

 0.0312V

Vbe

 0.65v

Vce

 35mV

Ib

 0.22mA

Ic

 0.88mA

 

Gelombang Input

Gelombang Output


 



3.    Self Bias

Tabel 4.3 Percobaan self bias

Parameter

Nilai Pengukuran

Vrc

 0,809 V

Vrb

 0,388 V

Vre

 11,27 V

Vb

 11,92 V

Vc

 11,28 V

Ve

 11,27 V

Vbe

 0,6 V

Vce

 0,35 V

Ib

 1,12mA

Ic

 1,32mA

Gelombang Input

Gelombang Output


 




4.    Voltage Divider Bias

 

Tabel 4.4 Percobaan voltage divider bias

Parameter

Nilai Pengukuran

VR1 & VR2

 1

Vrc

 1 V

Vre

 11,20 V

Vb

 11,81 V

Vc

11,10 V

Ve

 11,17 V

Vbe

 0,63 V

Vce

 3.9mV

Ib

 0,1 mA

Ic

 1mA

 

Gelombang Input

Gelombang Output


 



5.    Power IC dengan Regulator 

Ic

Vin

Kapasitor

Resistor

Vout

7805

 7.08 V

 0,1uF (Ca) 
1uF (Cb)

 100 ohm

 6.7 V

7809

 11 V

 0,1uF (Ca) 

1uF (Cb)

 100 ohm

 10.92 V

7812

 12,3 V

 0,1uF (Ca) 

1uF (Cb)

 100 ohm

 12.23 V

 


2. Prinsip Kerja [Kembali]

1. Fixed Bias

    Pertama, pada rangkaian fixed bias sebuah resistor basis (RB) dihubungkan langsung dari sumber catu daya VCC ke basis transistor sehingga basis menerima tegangan tetap dari VCC. Kedua, arus basis kira-kira dapat diperkirakan dengan rumus IB ≈ (VCC − VBE)/RB, di mana VBE sekitar 0,7 V untuk transistor silikon; arus kolektor kemudian kira-kira IC ≈ β·IB. Ketiga, karena nilai IB ditentukan oleh RB dan VCC saja, perubahan parameter transistor seperti β atau perubahan suhu menyebabkan perubahan besar pada IC dan perpindahan Q-point; oleh karena itu rangkaian ini kurang stabil. Keempat, keunggulan rangkaian ini adalah kesederhanaan dan sedikit komponen, sedangkan kelemahannya adalah sensitivitas tinggi terhadap variasi transistor dan suhu sehingga jarang dipakai bila diperlukan kestabilan.

2. Emitter Stabilized Bias (Bias dengan Resistor Emitter)

    Pertama, rangkaian emitter stabilized memasang resistor pada emitter (RE) sehingga emitter tidak langsung ke ground tetapi melalui RE. Kedua, ketika arus kolektor cenderung naik, arus emitter ikut naik sehingga tegangan emitter VE = IE·RE meningkat dan akibatnya VBE efektif (VB − VE) berkurang; pengurangan VBE ini menurunkan arus basis IB dan menahan kenaikan IC—itulah mekanisme umpan balik negatif. Ketiga, secara praktis arus dan tegangan kerja dapat didekati dengan IE ≈ (VB − VBE)/RE sehingga RE menstabilkan IE dan IC terhadap perubahan β dan suhu. Keempat, efek sampingnya adalah sebagian tegangan sinyal hilang di RE (pengurangan gain) sehingga sering dipasang juga kapasitor bypass pada RE untuk mengembalikan gain pada frekuensi sinyal.

3. Self Bias (Collector-Feedback Bias atau Bias Otomatis)

    Pertama, pada konfigurasi self bias terdapat resistor yang menghubungkan kolektor ke basis sehingga tegangan base bias bergantung pada tegangan kolektor. Kedua, bila IC meningkat maka tegangan pada kolektor VC turun (karena drop di RC menjadi lebih besar); penurunan VC itu menurunkan tegangan yang diberi ke basis sehingga IB menurun dan IC kembali turun — ini menghasilkan stabilisasi otomatis melalui feedback dari kolektor. Ketiga, mekanisme ini lebih stabil daripada fixed bias karena adanya feedback negatif, namun masih kurang stabil dibandingkan voltage divider bias karena basis masih dipengaruhi langsung oleh kondisi kolektor dan β transistor tetap memberi kontribusi pada variasi. Keempat, desain self bias relatif sederhana dan berguna bila ingin menambahkan stabilitas tanpa rangkaian pembagi tegangan yang lengkap.

4. Voltage Divider Bias (Bias Pembagi Tegangan)

    Pertama, metode ini membentuk pembagi tegangan dari dua resistor (R1 dan R2) antara VCC dan ground sehingga titik antara R1 dan R2 memberi tegangan basis VB yang hampir tetap menurut VB = VCC·R2/(R1+R2). Kedua, nilai VB menetapkan arus emitter dan kolektor melalui hubungan IE ≈ (VB − VBE)/RE sehingga IC ≈ IE (dengan IB kecil dibanding IE), sehingga titik kerja menjadi relatif independen dari β transistor. Ketiga, untuk memastikan VB tidak banyak berubah akibat arus basis, arus lewat jaringan pembagi biasanya dibuat beberapa kali lebih besar daripada IB (praktik umum: 5–10 kali IB), sehingga basis tidak “menarik” tegangan pembagi. Keempat, bila IC berubah karena suhu atau variasi β, perubahan VE melalui RE mengurangi atau meningkatkan VBE sehingga ada umpan balik negatif yang menahan pergeseran Q-point; kombinasi pembagi tegangan dan resistor emitter menjadikan metode ini paling stabil dan paling sering dipakai pada rangkaian amplifier.

5. Power IC dengan Regulator

    Pertama, tujuan utama power IC regulator adalah menjaga tegangan keluaran tetap konstan walaupun tegangan input atau arus beban berubah. Kedua, pada regulator linear prinsip kerjanya adalah memakai referensi tegangan internal dan sebuah amplifier kesalahan yang membandingkan tegangan keluaran dengan referensi; keluaran amplifier mengendalikan transistor pass seri sehingga tegangan keluar disetel dengan terus-menerus mengubah drop pada transistor tersebut. Ketiga, kelemahan regulator linear adalah efisiensi rendah karena selisih tegangan Vin−Vout diubah menjadi panas pada transistor pass, sehingga daya hilang sebanding dengan (Vin − Vout)·Iout. Keempat, pada switching regulator prinsipnya berbeda: transistor switching menyalakan dan mematikan dengan frekuensi tinggi dan duty cycle dikontrol oleh loop umpan balik; komponen seperti induktor dan kapasitor menyaring bentuk pulsa menjadi tegangan DC yang diinginkan sehingga efisiensi jauh lebih tinggi dan disipasi daya menjadi kecil. Kelima, regulator terpadu biasanya berisi rangkaian referensi tegangan, penguat kesalahan, elemen pass atau switch, dan jaringan umpan balik sehingga pengguna hanya perlu sedikit komponen eksternal; contoh IC yang umum dipakai adalah seri 78xx (regulator linear tetap) dan LM317 (linear yang bisa disetel), sedangkan pada switching ada IC controller buck, boost, atau buck-boost.

3. Video Percobaan [Kembali]

kondisi 3



percobaan 1

percobaan 2

percobaan 3

percobaan 4

percobaan 5




4. Analisa[Kembali]

1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian self bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan.  

Jawab:

    Rangkaian self bias bekerja dengan memberikan umpan balik dari kolektor ke basis. Jika arus kolektor naik, tegangan kolektor turun sehingga menurunkan tegangan basis, dan arus basis berkurang. Mekanisme ini menstabilkan titik kerja transistor.

Perhitungan hasil pengukuran:

  1. Tegangan basis–emitor:

VBE=VB−VE=11,92−11,27=0,65 V

        Nilai ini sesuai dengan kondisi junction basis–emitor maju.

  1. Tegangan kolektor–emitor:

VCE=VC−VE=11,28−11,27=0,01 V

          Tabel mencatat 0,35 V, namun keduanya tetap menunjukkan nilai VCE kecil 

  1. Faktor penguatan arus:

β=IC/IB=1,32/1,12≈1,18

Nilai β ini jauh lebih kecil dari transistor normal (puluhan–ratusan).

Analisa: Dengan VBE​ ≈ 0,65 V (transistor aktif), VCE​ sangat kecil, dan β ≈ 1,18 maka transistor pada percobaan berada pada daerah saturasi, bukan daerah aktif linier. Artinya transistor tidak berfungsi sebagai penguat, melainkan lebih menyerupai saklar. Untuk menempatkan titik kerja di daerah aktif, nilai resistor basis perlu diperbesar atau resistor kolektor diperbesar agar VCE​ naik dan arus basis lebih terkendali.

 

2. Analisa prinsip kerja dari rangkaian voltage divider bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan.
Jawab:

Prinsip Kerja

    Rangkaian voltage divider bias seharusnya menghasilkan tegangan basis lebih besar sekitar 0,7 V dibanding emitor (VB=VE+0,7 V) . Dengan kondisi ini, transistor bekerja di daerah aktif, sehingga VCE​ naik beberapa volt dan arus kolektor mengikuti penguatan arus dasar (IC=βIB).

Analisa Hasil Pengukuran

  • VB = 11.81 V dan VE = 11,17 V, sehingga VBE​=VB−VE= 0.64 hal ini sesuai dengan teori sehingga transistor aktif
  • VC = 11,10 yang mana lebih kecil 0.07 dari VE hal ini juga sesuai dengan teori
  • Arus I B = 0.1 mA dan I C = 1mA menghasilkan β seesar 10

 

3. Analisa pengaruh variasi kapasitor dan resistor terhadap output pada rangkaian Power Supply dengan IC Regulator.

Jawab:

 

Prinsip Kerja

    IC regulator seri 78xx dirancang untuk menghasilkan tegangan keluaran tetap sesuai tipenya (7805 = 5 V, 7809 = 9 V, 7812 = 12 V). Pada rangkaian, kapasitor input (0,1 µF) digunakan untuk meredam gangguan frekuensi tinggi, sedangkan kapasitor output (1 µF) menjaga kestabilan tegangan dengan mengurangi ripple. Resistor 100 Ω berfungsi sebagai beban untuk menguji kestabilan regulator saat mengalirkan arus.

Analisa

Secara teori, kapasitor yang dipasang seharusnya membuat output lebih halus dan stabil, serta resistor beban menjaga agar regulator tetap dalam kondisi kerja. Namun dari data terlihat hasil yang kurang sesuai dengan output yang diharapkan, hal ini dikarenakan :

  1. Kesalahan pemasangan jumper oleh praktikan.
  2. Tegangan input yang tidak memenuhi kebutuhan minimum regulator.
 

5. Download File[Kembali]

Link Video Penjelasan Fixed Bias [download]

- Link Video Penjelasan Emitter Stabillized Bias [download]

- Link Video Penjelasan Self Bias [download]

- Link Video Penjelasan Voltage Divider Bias [download]

- Link Video Penjelasan Regulator Power Supply [download]

- Link Video Penjelasan Kondisi 3 Modul 2 Transistor [download]

- Link File Laporan Akhir [download]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL 1

MODUL 3 PBL HUKUM OHM, HUKUM KIRCHOFF, VOLTAGE AND CURRNET DIVIDER, MESH, NODAL, THEVENIN