DETEKTOR, KOMPARATOR, AMPLIFIER
KOMPARATOR NON INVERTING DENGAN V REFF = -V
Dalam era teknologi yang semakin canggih, kenyamanan dan keselamatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam berbagai aplikasi. Salah satu contoh aplikasi kenyamanan kelas adalah sistem pengaturan suhu, kelembaban, dan kualitas udara dalam ruangan. Untuk memantau dan mengatur kondisi lingkungan tersebut, diperlukan sebuah sistem yang dapat mendeteksi perubahan kondisi lingkungan dan mengambil tindakan yang sesuai.
Pada aplikasi ini, kita akan menggunakan komparator non-inverting dengan Vref negatif untuk mendeteksi perubahan kondisi lingkungan. Dengan menggunakan Vref negatif, kita dapat meningkatkan akurasi dan stabilitas sistem pengaturan kenyamanan kelas. Dalam laporan ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang aplikasi komparator non-inverting dengan Vref negatif dan bagaimana cara mengimplementasikannya dalam sistem pengaturan kenyamanan kelas.
Dalam era teknologi yang semakin canggih, kenyamanan dan keselamatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam berbagai aplikasi. Salah satu contoh aplikasi kenyamanan kelas adalah sistem pengaturan suhu, kelembaban, dan kualitas udara dalam ruangan. Untuk memantau dan mengatur kondisi lingkungan tersebut, diperlukan sebuah sistem yang dapat mendeteksi perubahan kondisi lingkungan dan mengambil tindakan yang sesuai.
Pada aplikasi ini, kita akan menggunakan komparator non-inverting dengan Vref negatif untuk mendeteksi perubahan kondisi lingkungan. Dengan menggunakan Vref negatif, kita dapat meningkatkan akurasi dan stabilitas sistem pengaturan kenyamanan kelas. Dalam laporan ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang aplikasi komparator non-inverting dengan Vref negatif dan bagaimana cara mengimplementasikannya dalam sistem pengaturan kenyamanan kelas.
Salah satu komponen elektronik yang sangat penting dalam sistem tersebut adalah komparator. Komparator adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat membandingkan dua sinyal input dan menghasilkan output berupa sinyal digital yang sesuai dengan kondisi input. Dalam aplikasi kenyamanan kelas, komparator digunakan untuk membandingkan sinyal input dari sensor dengan nilai referensi (Vref) untuk mendeteksi perubahan kondisi lingkungan.
- Untuk memenuhi tugas elektronika
- Sebagai aplikasi dari komparator non-inverting Vref=-
DC Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter
GAMBAR 6. OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
- Power Supply
- Power Supply
Spesifikasi dan Pinout Baterai
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
B. Bahan- Resistor
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
- Resistor
GAMBAR 1. RESISTOR
Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=IR).
- OP-AMP
GAMBAR 4. OP-AMP
Penguat operasional atau yang biasa disebut OP-AMP merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan(coupling) arus searah yang memiliki faktor penguatan(gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.
- Ground
- Ground
GAMBAR 5. GROUND
Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.
- Op-Amp (Operational Amplifier)
- Op-Amp (Operational Amplifier)
Penguat operasional (Operational Amplifier) atau yang biasa disebut dengan op-amp, merupakan penguat elektronika yang banyak digunakan untuk membuat rangkaian detektor, komparator, penguat audio, video, pembangkit sinyal, multivibrator, filter, ADC, DAC, rangkaian penggerak dan berbagai macam rangkaian analog lainnya. Op-amp pada umumnya tersedia dalam bentuk rangkaian terpadu yang memiliki karakteristik mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Ada tiga karakteristik utama op-amp ideal, yaitu;
Adapun simbol op-amp adalah seperti pada gambar 64
dimana,
V1 adalah tegangan masukan dari kaki non inverting
V2 adalah tegangan masukan dari kaki inverting
Vo adalah tegangan keluaran
sehingga
Adapun tegangan output maksimum yang dapat dihasilkan adalah :
dibawah tegangan sumber +-Vs = +-Vsat
Tegangan output maksimum secara praktis dihasilkan sekitar 2 Volt dibawah tegangan sumber ±Vs dan disebut juga sebesar tegangan saturasi ±Vsat . Gambar 65 memperlihatkan kurva karakteristik hubungan Vi terhadap Vo untuk rangkaian op-amp dengan tegangan input dihubungkan ke kaki input non inverting (+) dan tegangan 0 Volt (di ground) ke kaki input inverting (-). Sesuai dengan nama input op-amp yaitu apabila input dimasukkan ke kaki non inverting (+) yang artinya tidak membalik maka tegangan output yang dihasilkan adalah sefasa dengan tegangan input. Seperti terlihat pada gambar 1 yaitu saat input Vi bertegangan positif maka output yang dihasilkan juga bertegangan positif dan sebaliknya
¹
Untuk menghitung berapa tegangan ambang VUT atau VLT maka lakukan pemisalan kondisi tegangan output VO sama dengan +Vsat atau –Vsat.
LT
Misalkan tegangan output VO = -Vsat seperti gambar 102 maka dapat dihitung tegangan ambang bawah V
Bentuk gelombang tegangan output VO dengan Vref - adalah seperti pada gambar 12 dan karakteristik I-O seperti pada gambar 13
Sehingga:
1.
Kipas Angin Dengan Touch Sensor
Cara Kerja :
1. Touch Sensor Aktif
· Saat
disentuh, pin OUT sensor mengeluarkan tegangan +5V.
· Tegangan
ini masuk ke pin non-inverting (+) dari op-amp U1.
2. Komparator Membandingkan
· Pin
inverting (−) dari op-amp terhubung ke referensi tetap melalui R2.
· Komparator
(U1) membandingkan:
V+=5VvsV−=tetap (dari R2)V_+ = 5V
Karena V+>V− , maka output U1 = HIGH
(sekitar 5V)
3. Transistor Aktif
· Output
U1 masuk ke resistor R3, lalu ke basis transistor NPN (Q1)
· Basis
menerima tegangan → transistor jenuh (saturasi)
· Arus
mengalir dari kolektor ke emitter → relay aktif
4. Relay Menyalakan Kipas
· Saat
relay aktif, kontak NO (normally open) tertutup
· Kipas
yang terhubung ke supply +5V mendapat arus dan menyala
Saat
Sensor Tidak Disentuh:
· Output
sensor = 0V
· V+<V−
, maka output U1 = 0V
· Transistor
off, relay off, kipas mati
2.
Lampu Pada Koridor dengan Sensor PIR
Cara Kerja Rangkaian:
1. Pendeteksian Gerakan oleh Sensor PIR
· Sensor
PIR akan menghasilkan logika HIGH (sekitar 5V) pada pin OUT jika ada
gerakan.
· Jika
tidak ada gerakan, pin OUT akan LOW (0V).
2. Sinyal PIR Masuk ke Komparator
(Op-Amp 741)
· Output
dari PIR masuk ke pin non-inverting (pin 3) dari op-amp.
· Pin
inverting (pin 2) terhubung ke referensi tegangan (melalui R5) — ini bisa
jadi tegangan ambang batas (misalnya 2.5V).
· Komparator
membandingkan tegangan di pin 3 dan pin 2:
o Jika
V(+)>V(-) → output komparator (pin 6) HIGH.
o Jika
V(+)<V(-) → output komparator LOW.
3. Transistor sebagai Saklar
· Output
dari op-amp disalurkan ke basis transistor Q2 melalui resistor R6.
· Jika
output komparator HIGH → transistor aktif (saturasi) → relay aktif.
· Jika
output komparator LOW → transistor mati → relay tidak aktif.
4. Relay Mengendalikan Lampu
· Saat
relay aktif (karena transistor aktif), kontak relay menutup dan mengalirkan
arus ke LED D3, menyalakan lampu koridor.
· Saat
relay tidak aktif, lampu mati.
5. Dioda Flyback (D2)
· Melindungi
transistor dari tegangan induksi saat relay dimatikan.
3.
Lampu Dengan Sensor LDR
Cara Kerja Rangkaian:
1. Pembentukan Tegangan dari LDR
· LDR
dan R8 (2kΩ) membentuk pembagi tegangan.
· Saat
terang, resistansi LDR rendah → tegangan di pin 3 (non-inverting) rendah.
· Saat
gelap, resistansi LDR tinggi → tegangan di pin 3 tinggi.
2. Tegangan Referensi di Pin 2
· Pin
2 op-amp diatur ke tegangan tetap, misalnya 1V (bisa disesuaikan).
· Ini
adalah ambang batas terang/gelap.
3. Perbandingan oleh Op-Amp (Komparator)
· Op-amp
741 membandingkan tegangan di pin 3 (+) dan pin 2 (−):
o Jika
V(+)>V(−) → output op-amp HIGH (+V) → LED menyala.
o Jika
V(+)<V(−) → output op-amp LOW (−V) → LED mati.
4. R7 (100k) sebagai Histeresis
· R7
(feedback resistor) memberikan umpan balik positif untuk membuat histeresis:
o Artinya,
ada perbedaan kecil antara tegangan saat nyala dan saat mati.
o Mencegah
LED berkedip ketika cahaya mendekati ambang batas (sensitivitas terlalu
tinggi).
o Ukurannya
besar (100k) dibanding R8 agar efek histeresis cukup terasa.
download file rangkaian di sini
File HTML [unduh]
Datasheet Op-Amp [unduh]
Datasheet LED [unduh]
Datasheet LDR [unduh]
Datasheet Batterai [unduh]
Datasheet Speaker [unduh]
Datasheet Motor DC [unduh]
Datasheet Relay [unduh]
Datasheet Resistor [unduh]
Datasheet Diode [unduh]
Datasheet Buzzer [unduh]
Datasheet Voltmeter [unduh]
Datasheet Transistor NPN [unduh]
Datasheet kelembapan sensor [unduh ]
Datasheet water sensor [ unduh ]
Komentar
Posting Komentar