LAPORAN AKHIR MODUL 2

HTML Laprak.txt



1. Jurnal [Kembali]

JURNAL PRAKTIKUM OSCILLOSCOPE DAN PENGUKURAN DAYA

 

Nama                             : MAULANA KHALID KARKHI

No BP                            : 2410952028

Tanggal Praktikum       : 18-03-2025

Asisten                          : SALWA SALSABILLA

                                                MHD. DZIKRA HALIM

 

Oscilloscope

 

1.     Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik

 

Tegangan DC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

 2,4 volt

 -

 -

Tegangan AC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

 42,4 volt

 100Ms

 1KHz

 

2.     Membandingkan Frekuensi

 

 

Jenis Gelombang

Frekuensi oscilloscope

 

Frekuensi Generator Fungsi

Sinusoidal

 1KHz

 1KHz

Gigi gergaji

 1KHz

 1KHz

Pulsa (Kotak)

 1KHz

 1KHz


3.     Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous

 

Perbandingan Frekuensi

Frekuensi Generator A

(fy)

Frekuensi Generator B

(fx)

Gambar Lissajous

1 : 1

 10.000

 10.000

 


1 : 2

 10.000

 20.000

 


2 : 1

 20.000

 10.000

 


1 : 3

 10.000

 30.000

 


3 : 1

 30.000

 10.000

 

2 : 3

 20.000

 30.000

 


3 : 2

 30.000

 20.000

 


 

 

 

 

4.    Pengukuran Daya Beban Lampu Seri

 

 

Beban

 

Daya Terukur (Watt)

 

V total

 

I total

 

Daya Terhitung (Watt)

1 Lampu

 0,3009

 0,633 V

 0,21 A

 0,1329

2 Lampu

 0,8807

 1,153 V

 0,21 A

 0,2421

3 Lampu

 1,3288

 1,588 V

 0,21 A

 0,2790

 

5.    Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel

 

 

Beban

 

Daya Terukur (Watt)

 

V total

 

I total

 

Daya Terhitung (Watt)

1 Lampu

 0,5629

 1,63 V

 0,25

 0,4075

2 Lampu

 1,0782

 1,63V

 0,05

 0,0815

3 Lampu

 1,5679

 1,63 V

 0,012

 0,0195

 

2. Prinsip Kerja [Kembali]

Oscilloscope

1.     Kalibrasi oscilloscope

a.     Hidupkan oscilloscope dan tunggu beberapa saat sampai pada layar akan muncul berkas elektron

b.     Atur posisi sinyal pada layar sehingga terletak di tengah-tengah

      c.     Hubungkan input kanal A dengan terminal kalibrasi yang ada pada

oscilloscope

d.     Amati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya.

 

 

2.      Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik

Susun rangkaian seperti gambar berikut







       Tegangan Searah

a.   Atur output power supply sebesar 4 Volt

b.   Hubungkan input kanal B oscilloscope dengan output power supply

c.   Atur saklar oscilloscope pada DC, bacalah dan amati berapa tegangan yang diukur oleh oscilloscope

·        Tegangan Bolak Balik

a.   Atur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz gelombang sinusoidal, dengan besar tegangan 4 Vp-p

b.   Kemudian ukur dan amati tegangan ini dengan oscilloscope


3.     Mengukur dan Mengamati Frequency

 

a.     Susun rangkaian seperti gambar berikut






b.     Hubungkan output dari function generator dengan input kanal A oscilloscope. Saklar fungsi dari function generator pada posisi sinusoidal

c.     Amati bentuk gelombang yang muncul pada layar, kemudian ukurlah frekuensinya. Catat penunjukan frekuensi dari function generator

d.     Bandingkan hasil pengukuran frekuensi dengan oscilloscope dengan frekuensi yang ditunjukan oleh function generator

e.     Ulangi langkah b dan c untuk gelombang gigi gergaji (segitiga) dan gelombang pulsa


4.     Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous

a.     Susun rangkaian seperti gambar berikut




b.     Atur selektor time base oscilloscope pada posisi XY dan saklar pemilih kanal pada posisi A dan sinkronisasi pada posisi B

c.     Hubungkan sinyal dengan frekuensi yang tidak diketahui pada input A dan sinyal dengan frekuensi yang dapat dibaca pada input B

d.     Atur frekuensi sinyal pada kanal A, sehingga diperoleh gambar seperti salah satu dari gambar 2.1. Kemudian amati berapa perbandingan frekuensinya.

Bacalah penunjukan frekuensi generator

e.     Ulangi langkah b dan c untuk frekuensi yang lain dan catat hasilnya dalam bentuk gambar gelombang Lissajous

f.      Atur perbandingan X:Y pada 1:1, 1:2, 1:3, 2:1, 2:3, 3:1, 3:2


Pengukuran Daya

5.      Mengukur Daya Satu Fasa






 

 

a.               Buat rangkaian seperti Gambar diatas dengan sumber AC dan beban 25 watt

b.              Ukur daya yang terbaca pada wattmeter

c.               Ulangi untuk beban yang berbeda-beda sesuai dengan Tabel

d.              Catat penunjukan dari wattmeter

3. Video Percobaan [Kembali]



4. Analisa[Kembali]

ANALISA MODUL 2

OSCILLOSCOPE DAN PENGUKURAN DAYA

 

    1.  Mengapa perlu dilakukan kalibrasi sebelum osiloskop digunakan?

Jawaban:

Karena kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai pada alat ukur, alat pengujian, dan alat penggiran sebelum alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur. Dimana tujuan dari kalibrasi osiloskop adalah:

              •            Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional pada instrumen ukur.

              •            Menyamakan nilai-nilai dari hasil pengukuran secara standard alat ukur secara nasional maupun internasional.

              •            Agar pengukuran mendapatkan hasil yang akurat (seperti amplitudo, per periode, waktu, dan parameter lainnya).

  2.   Jelaskan perbedaan tegangan AC dan DC pada osiloskop berdasarkan amplitudo, frekuensi, dan periode!

Jawaban:

Secara umum kita tahu bahwa pada tegangan AC sinyal atau sinyal berbentuk gelombang yang melengkung bolak-balik, baik itu gelombang sinusoidal, square, pulse, atau segitiga. Namun nilainya diukur 0v yang membedakan adalah pengukurannya pada alat.

Pada gelombang DC tegangan membentuk gelombang garis lurus atau bisa disebut gelombang konstan.

Perbedaan AC dan DC berdasarkan percobaan yang kita lakukan adalah:

              1.           AC → Terdapat amplitudo 42,4 Volt, Periode 100 Ms, dan frekuensi 1 Hz.

              2.           DC → Terdapat amplitudo 2,4 Volt namun tidak terdapat periode dan frekuensi, karena tegangan DC gelombangnya berupa sama lurus dan konstan sehingga tidak ada perubahan dalam frekuensi. Hal inilah yang menjadi pembeda utama tegangan AC dengan DC.


 

3. Jelaskan macam-macam bentuk gelombang berdasarkan generator fungsi dan frekuensi!

Jawab:

              1.           Gelombang sine (sinusoidal) → Bentuk lengkung yang berulang secara terus menerus. Pada gelombang sinusoidal ini ada contoh frekuensi yang kerap dapat pada praktikum yaitu 1 kHz dan 10 kHz.

              2.           Gelombang sawtooth (gigi-gigi) → Memiliki bentuk yang mirip dengan gigi gergaji, dengan naik yang diikuti oleh penurunan yang lambat. Frekuensi umum pada gelombang ini berkisar 1Hz sampai 1 kHz.

              3.           Gelombang triangle (segitiga) → Memiliki bentuk yang mirip dengan gelombang gergaji, tetapi dengan naik dan turun yang lebih simetris. Frekuensi umum pada gelombang ini sekitar 1 Hz sampai 1 kHz.

              4.           Gelombang pulse (pulsa) → Terdiri dari impuls singkat yang memiliki tingkat tegangan yang tinggi diikuti oleh periode dimana tegangan tetap rendah. Frekuensi pada gelombang ini relatif, 1 Hz sampai 1 kHz.

              5.           Gelombang square (kotak) → Memiliki struktur persegi yang naik (nilai max) diikuti oleh osilasi negatif yang tajam (nilai min). Frekuensi berkisar 1 Hz sampai 1 kHz.

 


4. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri!

Jawaban:

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada pengukuran daya beban lampu seri, kita mendapatkan sebuah perbedaan pada daya terukur dan daya terhitung terhadap perbedaan lampu pada angka di beban, karena hal tersebut dapat terjadi oleh beberapa faktor:

              •            Terdapat kesalahan dalam membaca nilai daya, arus, maupun tegangan pada base station karena alat ukur belum terkalibrasi dengan baik serta kesalahan penulisan dalam membaca parameternya.

Beban              Daya Terukur     Daya Terhitung

1 lampu             0.3009               0.1329

2 lampu             0.8807               0.2421

3 lampu             1.3288               0.2790

 


5. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu paralel!

 

Jawaban:

Daya terukur pada setiap beban lampu paralel jauh lebih rendah dibandingkan dengan daya terhitung. Hal ini disebabkan oleh kehilangan daya, kesalahan praktikum dalam menggunakan alat ukur, serta toleransi pada nilai komponen.

Beban                Daya Terukur        Daya Terhitung

1 lampu             0,5625                     0,4075

2 lampu             1,0789                     0,0815

3 lampu             1,5679                      0,0155

 


5. Download File[Kembali]

download file Laporan Akhir (LA) di sini

download file vidio praktikum di sini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL 1

MODUL 3 PBL HUKUM OHM, HUKUM KIRCHOFF, VOLTAGE AND CURRNET DIVIDER, MESH, NODAL, THEVENIN